Rabu, 05 Desember 2012


Apa Yang Dimaksud Dengan Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan?

Pengambilan Keputusan
Adalah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti. Apengambilan keputusan terjadi didalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus: a) membuat prediksi kedepan, b) memilih salah satu diantara dua pilihan, c) membuat estimasi (perkiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas.
Pendekatan didalam pembuatan keputusan dapat dipahami melalui dua pendekatan pokok yakni:
1.  Pendekatan normative
§  Menitik beratkan pada apa yang seharusnya dilakukanoleh pembuat keputusan sehingga diperoleh keputusan yang rasional. Maksudnya adalah jika seseorang menggunankan pendekatan normative dalam membuat atau mengambil keputusan, maka seseorang akan menempuh cara-cara yang rasional berdasarkan perhitungan matematis atau statistic.
     2. Pendekatan deskriptif
§  Manggunakan prinsip kenyatan dan kecenderungan orang-orang didalam membuat keputusan, sehinga keputusan yang dihasilkan kebanyakan hanya mencapai tingkat yang cukup memuaskan atau baik.
§  Adapun teori pengambilan keputusan yang menggunakan pendekatan deskriptif adalah teori prospek yang dikembangkan oleh Kahnegman dan Tversky. Prinsip-prinsip yang diajukan didalam teori prospek adalah:
a.       Fungsi nilai
Fungsi nilai bagi suatu perolehan (mendapatkan sesuatu) akan berbeda dengan kehilangan sesuatu. Nilai bagi suatu kehilangan dibobot lebih tinggi dan nilai bagi suatu perolehan dibobot lebih rendah.
Contoh:
Trhadap besaran yang sama misalnya uang Rp50.000,- maka kehilangan sejumlah uang ini dirasakan lebih tinggi nilai kerugiannya bila dibandingkan dengan keuntungan yang dirasakan apabila seseorang mendapatkan uang yang sama.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa lebih tinggi kualitas kesedihan yang dirasakan seseorang ketika kehilangan uang Rp. 50.000,- dari pada kualitas kegembiraan yang dirasakan ketika ia mendapat ung sebesar itu.
Jadi, antara suatu perolehan dengan kehilangan atau antara keuntungan dengan kerugian merupakan dua hal yang tidak simetris.
b.      Pembingkaian (farming)
Teori prospek memprediksi bahwa preferensi (kecenderungan memilih) akan tergantung pada bagaimana suatu persoalan dibingkai atau diformulasikan. Jika titik performansi diformulasikan sedemikian rupa sehingga hasil keputusan dianggap atau dipersepsi sebagai suatu perolehan, maka orang yang mengambil keputusanakan cenderung menghindari resiko (risk averse). Sebaliknya, jika titik referensi diformulasikan kearah keputusan yang menghasilkan kerugian atau kehilangan, maka orang akan cenderung mengambil resiko.
Contoh:
Ketika menghadapi nilai ujian, para mahasiswa cenderung memilih alternative “pasti lulus” dari pada “kemungkinan lulus meski dengan nilai tertinggi”.
c.       Perhitungan mental-psikologis
Orang yang membuat keputusan tidak hanya membingkai pilihan-pilihan yang ditawarkan, tetapi juga membingkai hasil serta akibat dari pilihan-pilihan itu. Hal ini disebut perhiungan mental atau psikologis. Perhitungan psikologis dibedakan menjadi dua macam, yaitu minimal accounting dan inclusive accounting.
Disebut minimal accounting apabila hasil-hasil dari pilihan yang akan ditetapkan dibingkai menurut konsekuensi yang langsung menyertainya. Contohnya, seseorang telah memutuskan untuk menonton sebuah pertunjukan. Ketika sampai ditempat pertunjukan ia mengetahui bahwa uang untuk membeli tiket ternyata hilang. Kemudian ia masih bersedia mengeluarkan uangnya untuk membeli tiket pertunjukan. Fenomena ini menunjukkan bahwa orang ini tidak mengkaitkan kehilangan uang dengan pembelian sebuah tiket.
Disebut inclusive accounting apabila hasil-hasil keputusan dibingkai dengan memperhitungkan kejadian sebelumnya. Contohnya, seseorang memutuskan bahwa ia akan menoton sebuah pertunjukan dan telah membli sebuah tiket. Ketika memasuki gedung pertunjukan ia mengetahui bahwa tiketnya hilang. Kemudian ia memutuskan untuk tidak membeli tiket lagi. Hal ini dirasakan sama dengan membeli tiket dua kali.
d.      Efek kepastian
Pilihan yang dipastikan tanpa resiko sama sekali akan lebih disukai dari pada plihan yang masih mengandung resiko. Meski kemungkinan sangat kecil.
Contoh:
Orang yang sakit, cenderung membeli obat yang tanpa efek samping dari pada obat yang mempunyai efek samping.

Strategi heuristik yang digunakan orang dalam membuat keputusan adalah:
                        a.       Keterwakilan
                Orang yang menggunakan penilaian terhadap sampel yang didasarkan atas kemiripan dan                penampakannya secara acak.
                        b.      Ketersediaan informasi
                 Seseorang akan menggunakan strategi ini ketika ia sedang membuat astimasi atau taksiran terhadap frekuensi peristiwa atau kemungkinan pemunculan kejadian berdasarkan tingkat kemudahan contoh-contoh yang diperleh. Dengan kata lain, orang mempertimbangkan frekuensi kejadian dengan cara menetapkan apakah contoh-contoh informasi yang relevan dapat ditemukan dengan mudah dalam ingatan ataukah memerlukan usaha yang keras.
                       c.       Patokan dan penyesuaian
                     Stratgi ini dimulai dengan menebak suatu keadan awal yang paling mendekati, dan ini dijadikan patokan, lalu dibuat penyesuaian-penyesuaian secara bertahap sesuai dengan informasi tambahan yang diterima.
                        d.      Bingkai keputusan
               Ialah cara-cara yang digunakan didalam mengajukan pertanyaan dan konteks pilihan atau permasalahan agar dihasilkan keputusan tertentu. Cara-cara ini dpat mempengaruhi persepsi sesseorang terhadap pilihan atau permasalahan yang hendak diputuskan. Oleh sebab itu, dengan mengubah cara penyajian bahasa atau konteks permasalahan, maka kita dapat berharap orang lain dpat mengambil keputusan tertentu. Suatu cara penyajian atau konteks yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda pula, meski persoalan yang diangkat sama.
Contoh:
Ketika kita mengunjungi beberapa taman, disana terpampang panpan kecil bertuliskan “dilarang mengganggu tanaman” sebagian yang lain berbunyi “sayangilah tanaman ini”. Kedua pengumuman ini memiliki maksud yang sama, yaitu sebuah peringatan agar pengunjung tidak merusak tanaman yang ada ditaman itu, tetapi dengan penyajian bahasa yang berbeda. Perbedaan cara ini dapat menghasilkan keputusan, sikap, dan tindakan pengunjung yang berbeda berkaitan dengan tanaman tersebut.
                        e.       Kepercayaan yang berlebihan
                    Banyak terjadi keputusan yang salah atau melenceng disebabkan antara lain ooleh kepercayaan ynag berlebihan dari pembuat keputusan. Orang tidak jarang membuat perkiraan ke depan yang ternyata tidak terbukti kebenarannya. Orang juga sering melakukan penaksiran yang tidak relistis terhadap kemungkinan apakah suatu peristiwa sering terjadi atau jarang terjadi, karena didasarkan pada perhitungan statistic yang dianggap sudah tepat.
Ada beberapa alasan yang dapat membuat orang memiliki kepercayaan yang berlebihan terhadap akurasi keputusan-keputusan yang dibuat, diantaranya adalah: a) hasil perhitungan statistic, b) keahlian seseorang dalam suatu bidang, c) kesamaan cirri-ciri pokok, d) pengalaman keberhasilan, e) kecenderungan orang untuk mengkonfirmasi hipotesis yang telah ada dalam poikirannya, f) control terhadap situasi.   
f.       Perangkap
Ialah suatu proses pembuatan keputusan yang berarti menambah atau memperkuat komitmen terhadap pilihan-pilihan yang telah dibuat sebelumnya.
Seseorang atau kelompok dikatakan terperangkap apabila orang atau kelompok itu berusaha mempertahamkan keputusn yang pernah dibuat. Meski sering keadaannya tidak memuaskan tetapi seseorang tetap saja melanjutkan keputusannya tersebut dengan harapan agar apa yang telah diinvestasikan atau dikorbankan sebelumnya akan membuat keadaan menjadi lebih baik.
Untuk menghadapi permasalahan atau keputusan yang kompleks, seseorang dapat menempuh tiga pendekatan yaitu:
a.       Pendekatan pesimis, dengan memaksimalkan nilai minimum
b.      Pendekatan optimis, dengan memaksimalkan nilai maksimum
c.       Memaksimalkan niali harapan, dengan memperhitungkan nilai-nilai yang baik dan buruk.
Bijaksana merupakan suatu kematangan ber[pikir yang dimiliki seseorang atau kelompok, proses berpikir yang melibatkan dialetika dan integrasi diantara beberapa hal yang saling kjontradiktif mengenai suatu masalah. Cirri-ciri perilaku orang bijaksana meliputi:
§  Kemampuan menalar dengan baik
§  Belajar dari gagasan dan lingkungan
§  Menggunakan informasi secara tepat guna 

Pemecahan Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara situasi yang dihadapi sekarang dengan tujuan yang diinginkan. Suatu masalah mengandung tiga komponen: situasi sekarang, tujuan yang diinginkan, dan prosedur yang ditempuh untuk mengatasi kesenjangan keduanya.
Secara mum, masalah dibedakan menjadi dua, masalah yang jelas, dan masalah yang tidak jelas. Langkah-langkah pemecahan masalah meliputi beberapa tahapan yakni:
a.       Pemahaman masalah
b.      Mencari beberapa gagasan bagi pemecahan
c.       Memilih salah satu yang paling memungkinkan
d.      Melaksanakan serta mengevaluasi hasil-hasil
Representasi masalah merupakan hal yang penting baik bagi pemahaman maslah maupun untuk mencari jalan keluarnya. Cara-cara yng dapat ditempuh untuk mereprentasikan masalah adalah, membuat daftar sifat, matrik, pohon bercabang, grafik, dan gambar.
Ruang lingkup masalah dapat mempengaruhi tingkat kemudahan atau kesulitan seseorang memecahkan masalah. Suatu masalah yang memiliki ruang lingkup yang sempit akan lebih mudah dari pada yang luas. Hambatan menghadapi masalah dapat timbul karena: terpaku pada fumgsi objek yang stabil, aktivitas mental yang telah dilakukan secara berulang kali, dan penambahan bingkai menurut persepsi atau seolah ada bingkai pembatas.
Metode atau strategi pemecahan masalah dapat dibedakan menjadi dua, algoritmik dan heuristic. Algoritmik adalah suatu strategi yang menjamin ditemukan suatu pemecahan. Heuristic merupakan strategi yang bersifat kecenderungan dan masih mengandung kemungkinan gagal.
Pelatihan berpikir umumnya dan pemecahan masalah khususnya dapat dilakukan setiap orang. Salah satu model pelatihan adalh menggunakan pendekatan IDEAL.
I= identifikasi (apa masalahnya)
D=definisi (kenapa)
E=eksplorasi (berbagai tindakan penyelesaian)
A=action (lakukan tindakan)
L=lihat efek
Petunjuk umum bagi pemecahan suatu maasalah mencakup dua hal penting. Pertama, seseorang harus bersikap positif terhadap suatu masalah dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah dan berpikir secara sistematis atau tahp demi tahap. Kedua, tindakan-tindakan penting yang harus dilakukan orang, antara lain merumuskan masalah dengan jelas, mengumpulkan fakta-fakta dan memfokuskan pada hal-halpenting dari fakta-fakta itu, dan mencari sejumlahgagasan kemudian memilih yang paling baik untuk dilaksanakan.

Perbedaan Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan guna memecahkan masalah. Sedangkan pemecahan masalah terjadi setelah keputusan diambil, namun terkadang bias juga menimbulkan masalah baru apabila keputusan yang diambil kurang tepat atau kurang sesuai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar