Apa Yang Dimaksud Dengan Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan?
Pengambilan Keputusan
Adalah
proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi
yang tidak pasti. Apengambilan keputusan terjadi didalam situasi-situasi yang
meminta seseorang harus: a) membuat prediksi kedepan, b) memilih salah satu
diantara dua pilihan, c) membuat estimasi (perkiraan) mengenai frekuensi
kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas.
Pendekatan
didalam pembuatan keputusan dapat dipahami melalui dua pendekatan pokok yakni:
1. Pendekatan
normative
§ Menitik beratkan pada apa yang
seharusnya dilakukanoleh pembuat keputusan sehingga diperoleh keputusan yang
rasional. Maksudnya adalah jika seseorang menggunankan pendekatan normative
dalam membuat atau mengambil keputusan, maka seseorang akan menempuh cara-cara
yang rasional berdasarkan perhitungan matematis atau statistic.
2. Pendekatan deskriptif
2. Pendekatan deskriptif
§ Manggunakan prinsip kenyatan dan
kecenderungan orang-orang didalam membuat keputusan, sehinga keputusan yang
dihasilkan kebanyakan hanya mencapai tingkat yang cukup memuaskan atau baik.
§ Adapun teori pengambilan keputusan
yang menggunakan pendekatan deskriptif adalah teori prospek yang dikembangkan
oleh Kahnegman dan Tversky. Prinsip-prinsip yang diajukan didalam teori prospek
adalah:
a. Fungsi nilai
Fungsi
nilai bagi suatu perolehan (mendapatkan sesuatu) akan berbeda dengan kehilangan
sesuatu. Nilai bagi suatu kehilangan dibobot lebih tinggi dan nilai bagi suatu
perolehan dibobot lebih rendah.
Contoh:
Trhadap
besaran yang sama misalnya uang Rp50.000,- maka kehilangan sejumlah uang ini
dirasakan lebih tinggi nilai kerugiannya bila dibandingkan dengan keuntungan
yang dirasakan apabila seseorang mendapatkan uang yang sama.
Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa lebih tinggi kualitas kesedihan yang dirasakan
seseorang ketika kehilangan uang Rp. 50.000,- dari pada kualitas kegembiraan
yang dirasakan ketika ia mendapat ung sebesar itu.
Jadi,
antara suatu perolehan dengan kehilangan atau antara keuntungan dengan kerugian
merupakan dua hal yang tidak simetris.
b. Pembingkaian (farming)
Teori
prospek memprediksi bahwa preferensi (kecenderungan memilih) akan tergantung
pada bagaimana suatu persoalan dibingkai atau diformulasikan. Jika titik
performansi diformulasikan sedemikian rupa sehingga hasil keputusan dianggap
atau dipersepsi sebagai suatu perolehan, maka orang yang mengambil keputusanakan
cenderung menghindari resiko (risk averse).
Sebaliknya, jika titik referensi diformulasikan kearah keputusan yang
menghasilkan kerugian atau kehilangan, maka orang akan cenderung mengambil
resiko.
Contoh:
Ketika
menghadapi nilai ujian, para mahasiswa cenderung memilih alternative “pasti
lulus” dari pada “kemungkinan lulus meski dengan nilai tertinggi”.
c. Perhitungan mental-psikologis
Orang
yang membuat keputusan tidak hanya membingkai pilihan-pilihan yang ditawarkan,
tetapi juga membingkai hasil serta akibat dari pilihan-pilihan itu. Hal ini
disebut perhiungan mental atau psikologis. Perhitungan psikologis dibedakan
menjadi dua macam, yaitu minimal
accounting dan inclusive accounting.
Disebut
minimal accounting apabila
hasil-hasil dari pilihan yang akan ditetapkan dibingkai menurut konsekuensi
yang langsung menyertainya. Contohnya, seseorang telah memutuskan untuk
menonton sebuah pertunjukan. Ketika sampai ditempat pertunjukan ia mengetahui
bahwa uang untuk membeli tiket ternyata hilang. Kemudian ia masih bersedia
mengeluarkan uangnya untuk membeli tiket pertunjukan. Fenomena ini menunjukkan
bahwa orang ini tidak mengkaitkan kehilangan uang dengan pembelian sebuah
tiket.
Disebut
inclusive accounting apabila hasil-hasil keputusan dibingkai dengan
memperhitungkan kejadian sebelumnya. Contohnya, seseorang memutuskan bahwa ia
akan menoton sebuah pertunjukan dan telah membli sebuah tiket. Ketika memasuki
gedung pertunjukan ia mengetahui bahwa tiketnya hilang. Kemudian ia memutuskan
untuk tidak membeli tiket lagi. Hal ini dirasakan sama dengan membeli tiket dua
kali.
d. Efek kepastian
Pilihan
yang dipastikan tanpa resiko sama sekali akan lebih disukai dari pada plihan
yang masih mengandung resiko. Meski kemungkinan sangat kecil.
Contoh:
Orang
yang sakit, cenderung membeli obat yang tanpa efek samping dari pada obat yang
mempunyai efek samping.
Strategi heuristik yang digunakan orang dalam membuat keputusan
adalah:
a.
Keterwakilan
Orang yang menggunakan penilaian
terhadap sampel yang didasarkan atas kemiripan dan penampakannya secara acak.
b.
Ketersediaan
informasi
Seseorang akan menggunakan strategi
ini ketika ia sedang membuat astimasi atau taksiran terhadap frekuensi
peristiwa atau kemungkinan pemunculan kejadian berdasarkan tingkat kemudahan
contoh-contoh yang diperleh. Dengan kata lain, orang mempertimbangkan frekuensi
kejadian dengan cara menetapkan apakah contoh-contoh informasi yang relevan
dapat ditemukan dengan mudah dalam ingatan ataukah memerlukan usaha yang keras.
c.
Patokan
dan penyesuaian
Stratgi ini dimulai dengan menebak
suatu keadan awal yang paling mendekati, dan ini dijadikan patokan, lalu dibuat
penyesuaian-penyesuaian secara bertahap sesuai dengan informasi tambahan yang
diterima.
d.
Bingkai
keputusan
Ialah cara-cara yang digunakan
didalam mengajukan pertanyaan dan konteks pilihan atau permasalahan agar
dihasilkan keputusan tertentu. Cara-cara ini dpat mempengaruhi persepsi
sesseorang terhadap pilihan atau permasalahan yang hendak diputuskan. Oleh sebab
itu, dengan mengubah cara penyajian bahasa atau konteks permasalahan, maka kita
dapat berharap orang lain dpat mengambil keputusan tertentu. Suatu cara
penyajian atau konteks yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda
pula, meski persoalan yang diangkat sama.
Contoh:
Ketika kita mengunjungi beberapa
taman, disana terpampang panpan kecil bertuliskan “dilarang mengganggu tanaman”
sebagian yang lain berbunyi “sayangilah tanaman ini”. Kedua pengumuman ini
memiliki maksud yang sama, yaitu sebuah peringatan agar pengunjung tidak
merusak tanaman yang ada ditaman itu, tetapi dengan penyajian bahasa yang
berbeda. Perbedaan cara ini dapat menghasilkan keputusan, sikap, dan tindakan
pengunjung yang berbeda berkaitan dengan tanaman tersebut.
e.
Kepercayaan
yang berlebihan
Banyak terjadi keputusan yang salah
atau melenceng disebabkan antara lain ooleh kepercayaan ynag berlebihan dari
pembuat keputusan. Orang tidak jarang membuat perkiraan ke depan yang ternyata
tidak terbukti kebenarannya. Orang juga sering melakukan penaksiran yang tidak
relistis terhadap kemungkinan apakah suatu peristiwa sering terjadi atau jarang
terjadi, karena didasarkan pada perhitungan statistic yang dianggap sudah
tepat.
Ada beberapa alasan yang dapat
membuat orang memiliki kepercayaan yang berlebihan terhadap akurasi
keputusan-keputusan yang dibuat, diantaranya adalah: a) hasil perhitungan
statistic, b) keahlian seseorang dalam suatu bidang, c) kesamaan cirri-ciri
pokok, d) pengalaman keberhasilan, e) kecenderungan orang untuk mengkonfirmasi
hipotesis yang telah ada dalam poikirannya, f) control terhadap situasi.
f.
Perangkap
Ialah suatu proses pembuatan
keputusan yang berarti menambah atau memperkuat komitmen terhadap
pilihan-pilihan yang telah dibuat sebelumnya.
Seseorang atau kelompok dikatakan
terperangkap apabila orang atau kelompok itu berusaha mempertahamkan keputusn
yang pernah dibuat. Meski sering keadaannya tidak memuaskan tetapi seseorang
tetap saja melanjutkan keputusannya tersebut dengan harapan agar apa yang telah
diinvestasikan atau dikorbankan sebelumnya akan membuat keadaan menjadi lebih
baik.
Untuk menghadapi permasalahan atau keputusan yang kompleks,
seseorang dapat menempuh tiga pendekatan yaitu:
a. Pendekatan pesimis, dengan
memaksimalkan nilai minimum
b. Pendekatan optimis, dengan
memaksimalkan nilai maksimum
c. Memaksimalkan niali harapan, dengan
memperhitungkan nilai-nilai yang baik dan buruk.
Bijaksana
merupakan suatu kematangan ber[pikir yang dimiliki seseorang atau kelompok,
proses berpikir yang melibatkan dialetika dan integrasi diantara beberapa hal
yang saling kjontradiktif mengenai suatu masalah. Cirri-ciri perilaku orang
bijaksana meliputi:
§ Kemampuan menalar dengan baik
§ Belajar dari gagasan dan lingkungan
§ Menggunakan informasi secara tepat
guna
Pemecahan Masalah
Masalah
merupakan kesenjangan antara situasi yang dihadapi sekarang dengan tujuan yang
diinginkan. Suatu masalah mengandung tiga komponen: situasi sekarang, tujuan
yang diinginkan, dan prosedur yang ditempuh untuk mengatasi kesenjangan
keduanya.
Secara
mum, masalah dibedakan menjadi dua, masalah yang jelas, dan masalah yang tidak
jelas. Langkah-langkah pemecahan masalah meliputi beberapa tahapan yakni:
a. Pemahaman
masalah
b. Mencari
beberapa gagasan bagi pemecahan
c. Memilih
salah satu yang paling memungkinkan
d. Melaksanakan
serta mengevaluasi hasil-hasil
Representasi
masalah merupakan hal yang penting baik bagi pemahaman maslah maupun untuk
mencari jalan keluarnya. Cara-cara yng dapat ditempuh untuk mereprentasikan
masalah adalah, membuat daftar sifat, matrik, pohon bercabang, grafik, dan
gambar.
Ruang
lingkup masalah dapat mempengaruhi tingkat kemudahan atau kesulitan seseorang
memecahkan masalah. Suatu masalah yang memiliki ruang lingkup yang sempit akan
lebih mudah dari pada yang luas. Hambatan menghadapi masalah dapat timbul
karena: terpaku pada fumgsi objek yang stabil, aktivitas mental yang telah
dilakukan secara berulang kali, dan penambahan bingkai menurut persepsi atau
seolah ada bingkai pembatas.
Metode
atau strategi pemecahan masalah dapat dibedakan menjadi dua, algoritmik dan
heuristic. Algoritmik adalah suatu strategi yang menjamin ditemukan suatu
pemecahan. Heuristic merupakan strategi yang bersifat kecenderungan dan masih
mengandung kemungkinan gagal.
Pelatihan
berpikir umumnya dan pemecahan masalah khususnya dapat dilakukan setiap orang.
Salah satu model pelatihan adalh menggunakan pendekatan IDEAL.
I=
identifikasi (apa masalahnya)
D=definisi
(kenapa)
E=eksplorasi
(berbagai tindakan penyelesaian)
A=action
(lakukan tindakan)
L=lihat
efek
Petunjuk
umum bagi pemecahan suatu maasalah mencakup dua hal penting. Pertama, seseorang
harus bersikap positif terhadap suatu masalah dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah dan berpikir secara sistematis atau tahp
demi tahap. Kedua, tindakan-tindakan penting yang harus dilakukan orang, antara
lain merumuskan masalah dengan jelas, mengumpulkan fakta-fakta dan memfokuskan
pada hal-halpenting dari fakta-fakta itu, dan mencari sejumlahgagasan kemudian
memilih yang paling baik untuk dilaksanakan.
Perbedaan Pemecahan
Masalah dan Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan dilakukan guna memecahkan masalah. Sedangkan pemecahan masalah
terjadi setelah keputusan diambil, namun terkadang bias juga menimbulkan
masalah baru apabila keputusan yang diambil kurang tepat atau kurang sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar