Kamis, 06 Desember 2012

MESIR KUNO

Tiga Periode Penting Sejarah Mesir

Kerajaan Lama (2650-2150 SM):
Masa karajaan lama dikenal sebagai zaman piramida, yang paling terkenal dintaranya adalah yang dibangun di Giza untuk Firaun Khufu, Khafire, dan Menkaure. Ketika raja-raja ini berkuasa di Memphis, paada abad ke-26 dan ke-25 SM, kekuasaan sangat tersentralisasi, meskipun otoritas raja berkurang pada masa akhir periode ini. Menjelang akhir kerajaan lama, panen yang gagal berkali-kali mengakibatkan kelaparan dan kemiskinan dimana-mana. Kerajaan kemudian terpecah belah dan periode menengah pertamapun dimulai.

Kerajaan Pertengahan (1975-1640 SM):
Setelah periode menengah pertama setelah Mesir teepecah menjadi sejumlah kerajaan kecil, Mesir disatukan kembali oleh Mentuhotep I. Firaun ini memerintah dari Thebes tapi penerusnya memindahkan ibukota ke lokasi dekat Memphis yang menjadi lokasi ibukota pada masa kerajaan lama. Senworset I memimpin beberapa kali penyerangan yang berhasil terhadap bangsa Nurbia di daerah selatan. Menjelang akhir periode ini, Mesir kembali terpecah belah. Wilayah utara dikuasai bangsa asing, bangsa Hyksos.

Kerajaan Baru (1539-1075 SM): 
Firaun Ahmose berhasil mengusir bangsa Hyksos keluar dari Mesir dan kembali menyatukan kerajaan. Para pemimpin sesudahnya menaklukan sebagian besar wilyah Nubia dan Asia Barat. Dampak dari kebijakan ekspansi militer ini, tentara menjadi kekuatan tersendiri dalam politik Mesir. Banyak raja dikubur di Lembah Raja-raja yang terletk didekat Thebes. Salah satu Firaun yang paling terkenal dari zaman ini adalah Akhenaten, yang mencoba menciptakan agama baru.


Masa Lampau Hidup Kembali

Pada 1799 sekelompok tentara Prancis membangun kembali sebuah benteng tua dipesisir Mesir dan menemukan sepotong granit abu-abu yang tergeletak diantara puing-puing berdebu. Terdapat ukiran tanda - tanda aneh pada permukaannya yang tidak bisa mereka baca. Dibutuhkan waktu lebih dari 20 tahun sebelum akhirnya tulisan itu bisa dibaca. Batu Rossetta, begitu nama batu itu dikenal, akan terbukti menjadi slah satu penemuan arkeologis terpenting. Batu itu adalah potongan dari batu yang lebih besar dan merupakan kunci dari banyak rahasia salah satu peradaban kuno yang punya sejarah paling panjang: Mesir.

Penemuan ini  terjadi secara  tidak sengaja.Jenderal Perancis, Napoleon Bonaparte, menginvasi Mesir sebagai bagian dari perang Perancis melawan Inggris. Dia ingin menguasai Innggris.Diaingin menguasai rute perdagangan penting Inggris dengan mendirikan pertahanan di sepanjang pantai.

Begitulah bagaimana Letnan Pierre Bouchardmenjadi pemimpin satu korps insinyur ke benteng tua utara kota Rosetta. Benteng itu berukuran kecil dan dalam kondisi yang mengenskan. Para prajurit hampir merobohkan dan membangunnya kembali sebelum akhirnya bisa masuk.

Para prajurit mulai bekerja. Tapi bekerja di Mesir tidak seperti di Perancis. Sinar matahari yang menyilaukan dan angin yang berpasir menimbulkan berbagai masalah pada mata. Banyak prajurit yang kehilangan penglihatannya. Cuaca panas Mesir memaksa para prajurit untuk minum bergalon-galon air-air yang seharusnya tidak boleh diminum. Segera saja banyak prajurit yang tumbang karena diare. Prajurit lainnya  berjatuhan akibat teriknya sinar matahari yang panas menyengat. Tapi Bouchard tetap memaksa mereka bertahan.

Para prajurit meruntuhkan salah satu tembok benteng y ang rapuh dan mulai membersihkan puing-puing batu besar dan pasir. Puing-puing itu semua berwarna cokelat kecuali papan granit berwarna kelabu sepanjang 1,2 m. Seorang prajurit muda menyeka debu pada papan batu granit itu dan sadar bahwa ukiran tulisan bergambar aneh yang ada di batu itu berasal dari zaman Mesir kuno. Ia memutuskan untuk melaporkan penemuannya kepada komandannya.


Rahasia Batu

Lempengan batu granit yang ditemukan prajurit Napoleon itu berukiran tiga naskah. Dua diantanya dalam bahasa Mesir-hieroglif dan demotic. Satunya lagi dalam bahasa Yunani. Tulisan Yunani yang ada di bagian bawah batu mudah diterjemahkan. Sekelompok pendeta menulisnya 196 SM untuk merayakan pemerintahan firaun mereka yang berusia 13 tahun Ptelemous V. Para pendeta berterimakasih kepada Ptelemous atas banyak hal baik yang dilakukannya untuk rakyat Mesir. Dengan ditemukannya huruf Yunani dibawah tulisan hireoglif dan demotic, banyak ilmuwan yakin akan segera mampu menerjemahkan kedua tulisan itu. Tapi mereka salah. Perlu waktu lebih dari 20 tahun sampai akhirnya rahasia naskah itu terpecahkan. Dialah Thomas Young berkebangsaaan Inggris.


Makam Raja Tut 

Bagaimana raja Tutankhanmun mangkat? Apakah dia dibunuh? Itulah salah satu pertanyaan yang ingin dicari jawabannya oleh Zahi Hawwas, kepala Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir dengan menggunakan pemindaian CT paa hari Rabu pada Januari 2005. Kasus lama. Kasus berumur 3.300 tahun. Korbannya adalah Raja Tutankhamun yang masih belia.

Hasil pemindaian CT memberi beberapa detail tentang kehidupan raja belia ini. Hasil pemindaian menunjukkan bahwa Tutankhamun makan maknan bergizi dan hidup sehat, meski ia memiliki gigi tonggos, turunan dalam keluarganya, dan gigi bungsu yang tak tumbuh demgan baik. Dia tidak  menderita kekurangan gozi atau terkena penyakit saat kecil. Yang paling penting, hasil pemindaian menunjukan bahwa raja belia ini tidak meningal karena pukulan dikepala seperti dugaan beberapa orang. Ada beberapa serpihan tulang yang lepas ditulang tengkoraknya. Tetapi  kerusakan itu tidak mungkin terjadi saat ia masih hidup. Tetapi kemungkinan adanya pembunuhan juga tak bisa diabaikan. Seperti yang Zahi Hawass utarakan, ada banyak hal  yang tidak bisa diungkap oleh pemindaian CT, seperti apakah Tut diracuni. Apakah dia dibunuh? Hal tersebut belum bisa diyakini kebenarannya,




Refferensi:

Jill Rubalcaba, Arkeologi Menguak Rahasia Lampau Mesir Kuno, Washington DC : National Geographic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar