Baumrind
dalam teorinya mengemukakan bahwa ada tiga macam bentuk pola asuh orang tua
antara lain:
a. Pola
Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis mendorong anak untuk bebas tetapi
tetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka. Komunikasi
verbal timbal balik bisa berlangsung dengan bebas, dan orangtua bersikap hangat
dan bersikap membesarkan hati remaja (Santrock,
2003: 183).
Orangtua yang bisa diandalkan menyeimbangkan kasih
sayang dan dukungan emosional dengan struktur dan bimbingan dalam membesarkan
anak-anak mereka. Dan orangtua dengan tipe ini mereka membiarkan anak-anak
mereka menentukan keputusan sendiri dan mendorong mereka untuk membangun
kepribadian dan juga minat mereka sendiri (Edwards,
2006: 73).
Intinya pola asuh ini memberikan banyak kasih sayang dan respons yang baik serta menginginkan banyak tanggung jawab. Jadi, pola asuh orangtua demokratis mendorong anak untuk bebas
tetapi tetap memberikan batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan anak.
b. Pola
Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah gaya yang membatasi dan
bersifat menghukum yang mendesak anak untuk mengikuti petunjuk orangtua.
Orangtua yang bersifat autoritarian membuat batasan dan kendali yang tegas
terhadap anak dan hanya melakukan sedikit komunikasi verbal (Santrock, 2003: 185).
Pola asuh otoriter cenderung untuk menentukan
peraturan tanpa berdiskusi dengan anak-anak mereka terlebih dahulu. Mereka
tidak mempertimbangkan harapan-harapan dan kehendak hati anak-anak mereka.
Petunjuk atau keputusan dari Orangtua dicukupkan dengan kalimat ”karena aku
bilang begitu”. Orangtua otoriter menuntut keteraturan, sikap yang sesuai
dengan ketentuan masyarakat dan menekankan kepatuhan kepada otoritas. Mereka
menggunakan hukum sebagai penegak kedisiplinan dan dengan mudah mengumbar
kemarahan serta ketidaksenangan kepada anak-anak mereka. Orangtua otoriter tidak selalu bersikap dingin dan tidak
responsif, tetapi mereka lebih banyak menuntut dan bersikap penuh amarah serta
kurang bersikap positif dan kurang bisa memperlihatkan sikap mencintai
anak-anak mereka (Edwards,
2006: 80).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter adalah
pola asuh yang menekankan batasan dan larangan, orangtua sangat menghargai
anak-anak yang patuh terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan tidak
melawan. Hubungan orangtua dengan anak terlihat kaku dan kurang bersahabat.
c. Pola
Asuh Permisif
Pola asuh orangtua permisif tidak memberikan struktur
dan batasan-batasan yang tepat bagi anak-anak mereka. Baumrind (Santrock, 2003: 80) menggambarkan 2 jenis Orangtua yang permisif antara
lain:
1)
Orangtua
Permisif Lunak atau Memanjakan
Pola asuh permisif memanjakan (permissive-indulgent
parenting) adalah suatu pola dimana orangtua
sangat terlibat dengan remaja tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan
mereka. Orangtua permisif
lunak bisa hangat, bersifat ngemong, dan responsif, tetapi mereka
memberikan sedikit sekali struktur dan bimbingan. Karena Orangtua dengan tipe
ini cenderung mempercayai bahwa ekspresi bebas dari keinginan hati dan harapan
sangatlah penting bagi perkembangan psikologis, mereka memberikan sedikit
sekali tuntutan kepada anak-anak mereka untuk menjadi matang dan bersikap
mandiri (Edwards, 2006: 82).
2)
Orangtua
yang Lepas Tangan atau Tidak Peduli
Gaya pengasuhan permisif tidak peduli (permissive-indifferet
parenting) adalah suatu pola dimana si Orangtua sangat tidak ikut campur
dalam kehidupan anak (Santrock, 2003: 186).
Jadi pola asuh orangtua permisif
secara keseluruhan ditandai dengan keadaan orangtua yang tidak mengendalikan
anak, tidak memberikan hukuman pada kesalahan anak dan tidak memberikan
perhatian dalam melatih kemandirian dan kepercayaan diri anak.
Pola asuhan
menurut Stewart dan Koch (1983: 178-225) terdiri dari tiga kecenderungan pola
asuh orang tua yaitu pola asuh otoriter, demokratis, permisif:
a.
Pola Asuh Otoriter
Orang tua memaksa anak-anak untuk
patuh pada nilai-nilai mereka, serta mencoba membentuk lingkah laku sesuai
dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak, kaku, tegas. jarang
memberi pujian. Orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak
untuk mandiri dan jarang memberi pujian. Hak anak dibatasi tetapi dituntut
tanggung jawab seperti anak dewasa (Stewart & Koch, 1983: 203).
b.
Pola Asuh Demokartis
Orang tua yang demokratis memandang
sama kewajiban dan hak antara orang tua dan anak. Secara bertahap orang tua
memberikan tanggung jawab bagi anak-anaknya terhadap segala sesuatu yang
diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa. Mereka selalu berdialog dengan
anak-anaknya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluhan
dan pendapat anakanaknya. dalam bertindak, mereka selalu memberikan alasannya
kepada anak, mendorong anak saling membantu dan bertindak secara obyektif, tegas
tetapi hangat dan penuh pengertian (Stewart & Koch, 1983: 219).
c.
Pola Asuh Permisif.
Orang tua yang
mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak
tanpa memberikan kontrol sama sekali. Anak dituntut atau sedikit sekali
dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama seperti
orang dewasa. Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orang
tua tidak banyak mengatur anaknya (Stewart & Koch, 1983: 225).
Sedangkan Marcolm
Hardy dan Steve Heyes (1986: 131) mengemukakan empat macam pola asuh yang dilakukan
orang tua dalam keluarga, yaitu :
a.
Pola Asuh Autokratis (otoriter)
Ditandai dengan adanya
aturan-aturan yang kaku dari orang tua dan kebebasan anak sangat di batasi.
b.
Demokratis
Ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua
dan anak.
c.
Permisif
Ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada
anak untuk berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.
d.
Laissez faire.
Ditandai dengan sikap acuh tak acuh orang tua
terhadap anaknya.
Pada teori pola
asuh menurut Marcolm Hardy & Steve terdapat empat macam pola asuh
(otoriter, demokratis, permisif, laisses faire). Sedangkan Bumrind, Steward
& Koch mengemukakan bahwa ada tiga macam pola asuh orangtua. Pola asuh
laisses fire dalam teori Marcolm Hardy & Steve memiliki cirri yang sama
dengan pola asuh lepas tangan atau tidak peduli, sehingga tergolong dalam pola
asuh permisif.
Berdasarkan dari
ketiga teori bentu-bentuk pola asuh yang telah dijelaskan maka dapat
disimpulkan bahwa menurut Baumrind, Stewart & Koch, Marcolm Hardy &
Steve Heyes, pola asuh terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu; 1) pola asuh
otoriter, 2) pola asuh demokratis, dan 3) pola asuh permisif.
Refferensi:
Edwards,
Drew, 2006. Ketika Anak Sulit Diatur. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Heyes, Steve dan Hardy, Malcom, 1996. Terj.
Soenardji, Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga.
Stewart
& Koch. 1983. Childern Development Throught
Adolescence. Canada: John Wiley and Sons Inc.
Wah daftar refferensinya ketinggalan 1
BalasHapusSantrock, Jhon W., 2003. Edisi 6. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.